Kamis, September 27, 2007

Para psikolog berpendapat bahwa salah satu faktor munculnya kekerasan dalam masyarakat adalah pengaruh media massa. Dewasa ini, media audio, visual, dan cetak, menyusupkan berbagai macam tindak kekerasan dalam sajian mereka. Dulu, masyarakat hanya dapat menyaksikan kekerasan hanya jika mereka ada disekitar lokasi kejadian. Namun saat ini, siapapun dapat menyaksikan tindak kekerasan dalam tayangan televisi. Bahkan, tayangan seperti dramatisasi kriminalitas, olahraga kekerasan, dan semacamnya kini menjadi salah satu acara yang paling diminati para pemirsa.

Seorang anggota lembaga psikolog AS, Arnold Cohen, berpendapat bahwa masalah pengaruh kekerasan yang ditayangkan di televisi sama dengan masalah dampak rokok yang menyebabkan penyakit kanker. Artinya, meski banyak program yang digalakkan untuk memberikan arahan kepada masyarakat tentang bahaya rokok, namun jumlah para perokok terus meningkat. Dan hal itu juga terjadi dalam masalah kekerasan. Tayangan televisi dan film yang menggambarkan dampak buruk dari tindak kekerasan ternyata tidak mampu mencegah meningkatnya kekerasan.
Tak diragukan lagi bahwa salah satu faktor meluasnya tindak kekerasan dalam masyarakat modern ini adalah pengaruh media massa. Para psikolog berpendapat bahwa penggunaan narkoba, pil koplo, dan alkohol, juga merupakan faktor munculnya kekerasan. Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah kemiskinan dan kesenjangan sosial. Masih banyak lagi sebab dan faktor lainya termasuk pengaruh lingkungan. Semua itu akan menimbulkan ketidakseimbangan penalaran, perasaan, dan kejiwaan masyarakat. Oleh karena itu, banyak hal yang ahrus diperhatikan oleh pemerintah untuk menanggulangi perluasan kekerasan dalam masyarakat.

Dimanakah letak kesalahan media dalam memberitakan kekerasan? Berikut adalah petunjuk awal pemahaman.
Johan Galtung, profesor studi perdamaian Norwegia mencatat ada 12 keprihatinan yang membuat jurnalisme acapkali salah dalam memberitakan kekerasan, ke-12 keprihatinan itu adalah:

1. Kekerasan yang dekontekstual: berfokus pada hal irasional tanpa melihat alasan2 tentang konflik yang tak terselesaikan dan polarisasi.
2. Dualisme: Mengurangi jumlah pihak2 yg berkonflik menjadi 2, padahal seringkali banyak pihak terlibat. Cerita hanya berpusat pada perkembangan internal, seringkali mengabaikan pihak luar atau kekuatan "eksternal" (misalnya kekuatan asing dan perusahaan2 multinasional)
3. Manicheanisme: melukiskan satu pihak sebagai yang baik dan yang lain sebagai pihak yang "jahat".
4. Armageddon: menyajikan kekerasan sebagai alternatif yang tak terhindarkan dan tak dapat dihilangkan.
5. Berfokus pada tindak kekerasan individu, sementara mengabaikan sebab2 struktural, seperti kemiskinan, kelalaian pemerintah dan represi militer atau polisi.
6. Kebingungan (confusion): berfokus hanya pada arena konflik (misalnya medan tempur atau lokasi peristiwa kekerasan)),tapi tidak pada kekuatan2 dan faktor2 yang mempengaruhi kekerasan itu.
7. Memilah dan mengabaikan: tidak pernah menjelaskan mengapa terjadi tindakan balas dendam dan spiral kekerasan.
8. Gagal melakukan investigasi mengenai sebab2 peningkatan dan dampak pelaporan media itu sendiri.
9. Gagal melakukan investigasi mengenai tujuan2 intervesionis luar, terutama negara2 besar.
10. Gagal melakukan investigasi mengenai proposal2 perdamaian dan tawaran citra damai.
11. Bingung mengenai gencatan senjata dan perundingan dengan perdamaian yang aktual.
12. Mengabaikan rekonsiliasi: konflik cenderung pecah lagi apabila tidak diperhatikan upaya2 rehabilitasi masyarakat yang sudah terpecah. Apabila upaya2 menyelesaikan konflik tidak ada, maka fatalisme makin diperkuat. Hal itu dapat mengakibatkan bahkan lebih keras, apabila orang tidak lagi memiliki gambaran atau informasi tentang kemungkinan perdamaian dan rehabilitasi.
< /span>

Selasa, Juli 24, 2007

Foto Sosialisasi


NAPAK TILAS DI JEMBER 14 JULI 2007


NAPAK TILAS DI JEMBER 14 JULI 2007


NAPAK TILAS DI JEMBER 14 JULI 2007


PELANTIKAN HKTI DI MALANG 11 JULI 2007


PELANTIKAN HKTI DI MALANG 11 JULI 2007


PELANTIKAN HKTI DI MALANG 11 JULI 2007



PELANTIKAN HKTI DI MALANG 11 JULI 2007

NAPAK TILAS DI JEMBER 14 JULI 2007


PENGARAHAN JURNALISTIK DI JEMBER 14 JULI 2007





PENGARAHAN JURNALISTIK DI JEMBER 14 JULI 2007


PENGARAHAN JURNALISTIK DI JEMBER 14 JULI 2007


PENGARAHAN JURNALISTIK DI JEMBER 14 JULI 2007


KUNJUNGAN POSKO REPUBLIK DAMAI DI JEMBER 14 JULI 2007


KUNJUNGAN POSKO REPUBLIK DAMAI DI JEMBER 14 JULI 2007


NAPAK TILAS DI JEMBER 14 JULI 2007





PERTEMUAN JARINGAN DI MALANG 10 JULI 2007


PENGARAHAN JURNALISTIK BERSAMA PMII DI MALANG 10 JULI 2007


PENGARAHAN JURNALISTIK BERSAMA PMII DI MALANG 10 JULI 2007


PENGARAHAN JURNALISTIK BERSAMA PMII DI MALANG 10 JULI 2007


PENGARAHAN JURNALISTIK BERSAMA PMII DI MALANG 10 JULI 2007



PENGARAHAN JURNALISTIK BERSAMA PMII DI MALANG 10 JULI 2007

PENGARAHAN JURNALISTIK BERSAMA PMII DI MALANG 10 JULI 2007



PENGARAHAN JURNALISTIK BERSAMA PMII DI MALANG 10 JULI 2007


PENGARAHAN JURNALISTIK BERSAMA PMII DI MALANG 10 JULI 2007


PENGARAHAN JURNALISTIK BERSAMA PMII DI MALANG 10 JULI 2007