Senin, Juni 11, 2007

Minggu, Juni 10, 2007

Biodata Prof (Ris) Hermawan Sulistyo, MA, PhD, APU


Curriculum Vitae Singkat
Calon Gubernur Jatim 2008-2013

Nama Lengkap : Prof (Ris) Hermawan Sulistyo, MA, PhD, APU
Nama Panggilan : Kikiek Haryodo
Tempat / tgl lahir : Ds Geneng, Ngawi, 4 Juli 1957
Agama : Islam
Jabatan birokrasi : Profesor Riset/Ahli Peneliti Utama Bidang Perkembangan Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Pendidikan:

  1. SD Negeri Geneng, Ngawi;
  2. SD Negeri Guntur Madiun;
  3. SMP Negeri II Madiun;
  4. SMA Negeri I Madiun jurusan IPA;
  5. Jurusan Fisika, FIPIA Universitas Indonesia (UI);
  6. Politik dan Pemerintahan Indonesia, Dept Ilmu Politik, FIIS (FISIP) UI; skripsi "Kepemimpinan di Pesantren: Studi Kasus Tebuireng";
  7. Filsafat Politik, Ekstension, STF Driyarkara;
  8. Bahasa Inggeris, IELI, State University of New York (SUNY), Buffalo, AS;
  9. Southeast Asia Studies Program, Masters of Arts in International Affairs (MAIA), Ohio University, Athens-OH, AS; Ilmu Politik, Literatur, Antropologi;
  10. Studi Burma dan bahasa Belanda, SEASSI, Northern Illinois University (NIU), DeKalb-II, AS; mentor: (alm) mantan PM Burma U Nu;
  11. Dept of History, Ohio University, Athens-OH, AS; Sejarah Asia Tenggara, Asia Timur, Kolonialisme Eropa;
  12. Dept of History, Arizona State University, Tempe-Az, AS; Sejarah Asia Tenggara, Comparative History/Central Asia-Eurasia/Russia, Public History (Ph.D, 1988; Disertasi: "The Forgotten Years").
  13. Magang, Airlangga University Press, Unair;
  14. Scholarly Publishing Program, Arizona State University, Tempe-Az, AS;
  15. Kursus, pelatihan, Pemberantasan Buta Huruf (Penmas DKI); Balai Latihan Kerja Pertanian (BLKP) Lembang; dan lainnya.

Pengalaman Profesional (Akademik):

  1. Dosen FISIP-Universitas Nasional (Unas) Jakarta;
  2. Wkl Direktur, Pusat Kajian Asia Tenggara Unas;
  3. Dosen FISIP Universitas Juanda (Unida), Bogor;
  4. Dosen Pasca Sarjana Ilmu Pemerintahan Universitas Achmad Jani (Unjani) Cimahi, Jabar;
  5. Dosen Pasca Sarjana Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung;
  6. Peneliti Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Polri;
  7. Dosen Kursus Perwira Senior (Suspasen) Reserse Polri, Megamendung Jabar;
  8. Dosen tamu/narasumber ahli Sespim Polri, Sesko TNI-AD, Sesko TNI-AL, Sesko TNI-AU;
  9. Fulbright Visting professor/Scolar-in-Residence, Contemporary History Institute, Ohio University, AS;
  10. Research Assistant, Program for Southeast Asian Studies Arizona State University, AS;
  11. Asisten Professor, Program for Southeast Asian Studies Arizona State University, AS;
  12. Visiting Professor/Scholar-in-Residence, Institute for Southeast Asia Studies (ISEAS) Singapore;
  13. Visiting Professor, Department of Conflict Research, Uppsala University, Swedia;
  14. Pendiri/Direktur Eksekutif RIDeP (Research Institute for Democracy and Peace);
  15. Direktur CONCERN Consultancy & Research;
  16. Pembicara/Narasumber, Sidang Pleno (Plenary Session), Parlemen Belgia (Brussels);
  17. Visiting Professor, Opporto University, Portugal;
  18. Visiting Professor, Walailak University, Nakorn Sri Thamarat, Thailand;
  19. Menyelenggarakan Caucus/Workshop di Clingendael Institute Den Haag Belanda; Royal Institute for International Affairs (Chatham House) London; Institute for International Studies (IEEI) Lisboa Portugal; Australian National University (ANU) Canberra dan Tredbo, Australia; Universiti Sains Malaysia (USM) Penang Malaysia; ISEAS-Singapore; FES-Berlin, Jerman; dan lain-lain;
  20. Menghadiri kegiatan ilmiah dan rancangan politik di belasan negara (Thailand; Philippines; US; Macau-Hongkong; Portugal; dan lain-lain).

(Jurnalistik):

1. Redaktur majalah Gadis (Jakarta);
2. Redaktur tabloid Mutiara (Jakarta);
3. Koresponden Harian Surya di Amerika;
4. Penulis tamu El Mundo, Portugal;
5. Redaktur tamu Harian Sinar harapan (Jakarta);
6. Kolumnis tamu harian Jawa Pos (Surabaya);
7. Redpel/Wapemred majalah TSM (Teknologi dan Strategi Militer);
8. Aspemred Harian Jayakarta (Jakarta);
9. Pollster, Harian Suara Pembaruan (Jakarta);
10. Loper koran The Arizona Republic (Arizona, AS);
11. Redaktur Jurnal Ilmu Politik (AIPI);
12. Wapemred Jurnal Masyarakat Indonesia (LIPI);
13. Redaktur Ahli Jurnal Ilmu Kepolisian;
14. Kolumnis tamu Harian Suara Karya;
15. Menulis ratusan artikel di media massa dan jurnal di dalam dan luar negeri;
16. Menulis, menyunting, menerjemahkan puluhan buku (di dalam dan luar negeri).

Lain-lain:

  1. Penasihat Pondok Pesantren Al-Asy'ari Ceweng, Dander, Bojonegoro;
  2. Narasumber Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR);
  3. Narasumber Direksi PTPN XI Jatim;
  4. Narasumber Ahli, Mabes POLRI/Kapolri;
  5. CEO Penerbit Pensil-324;
  6. CEO Bukafe-324 (bookstore, cafe & warnet);
  7. Project Officer pameran, event olahraga, kebudayaan & seni, pelatihan, seminar dan kaukus di dalam dan luar negeri (Pemilihan Putri Remaja majalah Gadis; Pameran Indonesia Today di Singapore; Asian Aerospace & Defense Exhibition Singapore/Bangkok; Indonesia Open International Karate Tournament; Ryamizard Ryacudu Cup; seri seminar RIDeP; Gladian Nasional Pecinta Alam di Pleihiari Kalsel; seri peragaan Iptek untuk remaja, dan puluhan lainnya);
  8. Anggota Japan Karate-do International (JKA) wilayah Amerika (pernah Juara III Kumite Midwest Amerika);
  9. Ketua Bidang Litbang Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB-FORKI);
  10. Sekjen Institut Karate-do Indonesia (PP-INKAI);
  11. Penasihat masjid Raudlatul Muslimin Depok;
  12. Sekjen Senat Mahasiswa FIIS-UI; Sekjen Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) - UI;
  13. "Bapak" Kelompok Ilmiah Remaja (KIR);
  14. Mengasuh anak-anak jalanan di Jakarta dan Aceh (Meulaboh) bersama YNDN;
  15. Mengasuh & Mendidik anak-anak jalanan KRUCIL dari Jakarta, di Surabaya;
  16. Melakukan perjalanan intelektual di negara-negara Asia Tenggara, Hongkong, Jepang, Australia, Eropa Barat dan Eropa Utara, Amerika Utara hingga Amerika Latin, sebagian besar wilayah Indonesia.



Prof (Ris) Hermawan Sulistyo, MA, PhD, APU
Calon Gubernur Jawa Timur 2008-2013



Bangsa Memanggil

Selama bertahun-tahun Hermawan Sulistyo menimba ilmu dan pengalaman di luar negri, khususnya Amerika Serikat. Biodata pria yang akrab dipanggil Kikiek ini menunjukan, ia telah malang melintang di kancah internasional. Lalu, menjelang krisis 1997, Indonesia memanggilnya pulang. Kemudian, siapapun yang ikut gerakan Reformasi pasti mengenalnya sebagai pelopor di garis depan.

Sepanjang proses perubahan penting sejak 1998, Kikiek ikut menjaga arah perubahan melalui berbagai karya besar, sambil menolak tawaran jabatan di pemerintahan maupun partai politik. Namun, banyak kalangan dan tokoh yang telah memetik manfaat dari pemikiran dan analisanya yang tajam serta tindakan-tindakannya yang berani, meskipun kerap kali kontroversial.

Tokoh-tokoh seperti Jend TNI Susilo Bambang Yudhoyono (kemudian menjadi Presiden RI), Prof Dr Anwar Nasution (ketua BPK), Prof Dr Emil Salim, Letjen TNI Kiki Syahnakri, Letjen TNI Suaidi Marasabessy, Komjen Pol Ahwil Luthan, dan masih banyak lainnya, pernah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Kikiek di luar negri.

Tokoh-tokoh lain seperti Gus Dur, Megawati Soekarnoputri (melalui Mega Center), (eks) Kapolri Jend Pol Da'i Bachtiar, Kapolri jend Pol Sutanto, banyak perwira tinggi Polri, dan lain-lain, juga pernah memanfaatkan keahliannya. Belum lagi sumbangan pemikirannya bagi berbagai parpol melalui ceramah, pelatihan, perumusan kebijakan, dan lain-lain.

Jatim Memanggil

Setelah Indonesia, kini giliran Jatim harus memanggil Hermawan Sulistyo! "Pulangnya" salah satu putera terbaik bangsa ini ke Jatim akan bermanfaat banyak. Kekuatanya terletak pada: (1) latar belakang pendidikan dan "jam terbang" karirnya; (2) gagasan-gagasan visioner ke masa depan; (3) akses ke tingkat nasional dan internasional; (4) komitmen kerakyatan, yang tercermin dari penampilan yang jauh dari kesan formal; (5) keberanian melaksanakan gagasan.

Kikiek bersikap, "jika nama, uang, dan bahkan nyawa, berisiko hilang demi memenuhi komitmen kepada rakyat, maka kita harus berani merelakannya!"

Selain itu, Kikiek menolak politik uang (money politics). Money politics hanya akan menghancurkan masyarakat itu sendiri. Tapi ia percaya, orang Jatim tidak bisa disuap.

Komentar Ray Sahetapy: "Sebagai salah satu manusia cerdas di Nusantara ini, sepantasnya sobatku mengambil peran, kalau perlu merebutnya! Saya minta semua mendukung!"

KH Mustofa Bisri (Gus Mus) bahkan menyebutkan kualitasnya setingkat "wali." Dukungan juga datang dari sesepuh Jatim M. Noer.

Tentang keinginannya sebagai Gubernur Jatim, Kikiek berkata, "Saya tidak mencari jabatan atau pangkat, apalagi pekerjaan. Saya hanya mencari peluang untuk melakukan perubahan bagi masyarakat Jatim demi masa depan bersama."

Masyarakat Jatim akan kehilangan momentum perubahan kalau salah pilih Gubernur periode 2008-2013. Jangan salah pilih orang!!!

Misi

Melalui Perubahan,
Kita Posisikan jawa Timur
Pada tempat yang Terhormat
Di Tingkat Nasional dan Internasional


Sabtu, Juni 09, 2007

REPUBLIK DAMAI

Senin, 11 Des 2006
Kiki Deklarasikan "Republik Damai"

MADIUN - Niatan Hermawan "Kiki" Sulistyo maju dalam bursa kandidat bakal calon Gubernur (bacalgub) Jawa Timur dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2008 mendatang tidak setengah hati. Buktinya, kemarin, dideklarasikan "Republik Damai", salah satu moto penarik simpati kubu Kiki dalam panggung demokrasi Pilgub Jatim mendatang.

"Ini hanya deklarasi motto. Republik Damai itu kita artikan anti-kekerasan, anti-kebencian SARA, dan menolak diskriminasi," terang Yayat HS, koordinator tim sukses Kiki wilayah Madiun dan sekitarnya, kemarin.

Deklarasi "Republik Damai" sendiri ditandai dengan tiga kegiatan. Yakni, bagi-bagi pin dan pelepasan balon di kawasan Stadion Wilis, lapangan Demangan, dan Sumber Umis. Khusus anak muda, digelar Festival Band Republik Damai di Hotel Merdeka. Dan, juga ada gelar budaya bertajuk "Wisudan Sang Senapati".

Untuk gelar budaya di Graha Bakti Praja tersebut, merefleksikan keinginan warga Madiun dan sekitarnya kepada Kiki. Akhirnya, mereka memohon, meminta dan mendorong pria keliharan Geneng-Ngawi itu untuk ikut dalam Pilgub Jatim.

"Fragmen tersebut berisi permohonan dan penugasan warga Madiun dan sekitar untuk berangkat mencalonkan diri sebagai gubernur," terang Yayat, teman karib Kiki saat di SMA Negeri 1 Kota Madiun.

Pada pembagian pin dan pelepasan balon juga disambut antusias warga dan pengguna jalan di tiga titik. Pin bertuliskan "Republik Damai" itu begitu cepat habis. Tidak hanya itu, pelepasan balon ke udara juga menjadi perhatian. "Kita berharap ketika orang mendengar Republik Damai lantas teringat Mas Kiki," tutur Yayat.

Menurut dia, deklarasi "Republik Damai" tersebut dilakukan serentak se-Jawa Timur. Sedangkan Kiki sendiri menghadiri deklarasi di Surabaya. (rip)

KEKERASAN

Pengertian Kekerasan

Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti binatang dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap binatang. Istilah "kekerasan" juga mengandung kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.
Kekerasan pada dasarnya tergolong ke dalam dua bentuk -- kekerasan sembarang, yang mencakup kekerasan dalam skala kecil atau yang tidak terencanakan, dan kekerasan yang terkoordinir, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok baik yang diberi hak maupun tidak -- seperti yang terjadi dalam perang (yakni kekerasan antar-masyarakat) dan terorisme.
Perilaku kekerasan semakin hari semakin nampak, dan sungguh sangat mengganggu ketentraman hidup kita. Jika hal ini dibiarkan, tidak ada upaya sistematik untuk mencegahnya, tidak mustahil kita sebagai bangsa akan menderita rugi oleh karena kekerasan tersebut. Kita akan menuai akibat buruk dari maraknya perilaku kekerasan di masyarakat baik dilihat dari kacamata nasional maupun internasional.
Saat ini kita sebagai bangsa sudah dituding oleh beberapa negara lain sebagai sarang teroris, terlepas dari benar tidaknya tudingan itu. Di mata mancanegara, hidup di Indonesia menyeramkan. Sedangkan sebaliknya, kita di negri ini yang setiap hari hampir tak pernah bebas dari berita-berita kekerasan, mulai dibelajarkan dan terbiasa. Tuntutan untuk survive dan ketidakmungkinan untuk mengelakkan, menyebabkan masyarakat belajar hidup dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Dan pada akhirnya perlahan-lahan kita mulai menerima karena terbiasa.
Kalau tiba-tiba jalanan macet tanpa sebab, kita tidak lagi panik, tapi langsung berpikir kalau bukan demo, pelajar berkelahi atau ada bom. Dengan jawaban itu ada semacam ketenangan, sesuatu yang sering terjadi yang menyebabkan respon yang ditimbulkan menjadi biasa-biasa saja.

Benci, Diskriminasi dan Kekerasan


Salam Republik Damai

Rasa benci kadangkala, atau malah selalu, hadir dalam hidup kita sehari-hari. Biasanya, rasa benci dikaitkan dengan iri, dengki, dan "teman-temannya." Padahal, membenci orang lain itu lebih banyak ruginya daripada untungnya. Orang yang dibenci seringkali tidak tahu bahwa kita membencinya, sementara kita dihantui oleh rasa benci terhadap orang itu.
Perasaan benci dapat muncul dalam berbagai bentuk sikap atau tindakan. Salah satunya, sikap tidak adil. Suatu sikap yang jika muncul secara kolektif, apalagi muncul dalam bentuk aturan sosial atau hukum, disebut diskriminasi. Misalnya, kita membenci seseorang yang berasal dari suku lain. Kebetulan kita pergi bersama teman-teman, dan orang itu tidak kita ajak atas alasan kita tidak suka dengan asal sukunya. Keputusan untuk tidak mengajak itu dapat disebut diskriminasi, karena penyebabnya adalah penolakan terhadap asal sukunya.
Kebencian yang muncul dalam diskriminasi kadangkala dilakukan dengan cara kekerasan. Padahal, kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah, karena suatu tindakan kekerasan hanya akan memancing perlawanan, atau bahkan pembalasan, dari orang tersebut, yang dilakukan dengan kekerasan pula. Kalau kita yang menang, mereka akan mencari kesempatan untuk membalas, sehingga hidup kita pun tidak tenang.
Rangkaian tema-tema kebencian, diskriminasi, dan tindak kekerasan yang hadir dalam kehidupan sosial lebih berbahaya daripada jika muncul dalam sikap dan tindakan individual dari seseorang terhadap orang lain. Pada tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara, tema-tema ini sangat mengganggu, dan bahkan merusak. Karena itu, di Republik Indonesia yang damai, tema-tema ini harus kita hapuskan.
Dengan pemikiran seperti itu, blog ini dibuat, dengan, Anti Kebencian SARA; Anti Diskriminasi; dan anti Kekerasan. Semoga bermanfaat untuk memperbaiki kehidupan sosial, khususnya di kalangan generasi muda, karena anak-anak muda adalah pemilik masa depan Republik ini.


Salam Republik Damai...